Salah satu hal yang saya sukai dari bulan puasa adalah banyak penjual takjil Tapi yang tidak saya sukai adalah ketiadaan penjual makanan dari pagi hingga waktu menjelang buka puasa Ditengah krisis penjual makanan ini, saya membuat tulisan ini untuk berterima kasih kepada penjual-penjual makanan disekitar kost J Sebagai perantau, tidaklah mungkin untuk terus menerus makan fast food atau makanan yang berharga diatas Rp. 6000 setiap hari atau akan mengalami deficit dalam keuangan. Harus ada pengaturan keuangan yang baik hoho Umumnya ketika bulan puasa, ada beberapa penjual yang memilih tidak berjualan terutama ketika menjelang hari raya Idul Fitri. Sehubungan dengan hal ini, saya ingin berterima kasih kepada Bapak Penjual Nasi Goreng depan SD yang masih berjualan sehingga malam ini saya terhindar dari fast food dan pop mie J padahal kondisi sekitar kost adalah sangat sepi iya sangaaaat sepi dan juga sangat dingin! Ada seorang penjual Es Pisang Ijo yang berdasarkan wawan...
Way of thinking, precious experiences and self-reminder of the writer. The power of writing is to eternalize an experience.