Klise.
Mungkin ini kata
pertama yang ada dipikiran ketika membaca judul tulisan ini yang juga adalah ungkapan
yang mendunia.
Percaya atau tidak,
saya mengalami ini beberapa bulan yang lalu dan sedang menjalaninya.
Suatu hari, handphone saya berdering dalam
perjalanan pulang ke kantor setelah memfasilitasi suatu kegiatan di desa.
Nomor tidak dikenal
muncul dilayar. Karena saya bukan tipe orang yang tidak mau menerima telp dari
no tidak dikenal maka saya menerima telp tersebut.
Ternyata dari dia
yang pernah menyalakan kembang api dihati sekaligus yang pernah meredupnya.
Tsah.
Kami bicara. Kami
menyesal. Kami memaafkan. Kami belajar.
Menurut dia, semua
orang berhak atas kesempatan kedua.
Menurut saya,
esensi dari hidup berhubungan dengan orang lain yaitu menerima dan memaafkan.
Kami sepakat untuk
melanjutkan yang dulu.
Saya membaca sebuah
artikel menarik di qz.com. "Work at a relationship the way you work at your
work. Spend the time. Make the effort."
Mungkin ini saatnya
kami lebih banyak menghabiskan waktu bersama dan lebih berupaya sebagaimana
kami melakukannya pada kerjaan kami masing-masing.
Kami sedang mengusahakan
beberapa hal untuk bisa lebih dekat secara fisik.
Saat ini, kami
berkarir ditempat yang berjauhan.
Mungkin akan ada
yang kami korbankan.
Namun, lagi-lagi
mengutip dari artikel yang sama, "Jobs are replaceable. People you truly love are
not."
Kami sama-sama
tidak tahu apa yang akan terjadi bahkan satu detik kedepan.
Tapi kami percaya
ada 'invisible hand' yang selalu
menuntun dan menolong kami.
Berproses untuk
bertumbuh bersama menjadi lebih baik.
Esti Tanaem
Maumere, 14 Juni
2017
Comments
Post a Comment