Terakhir
menulis diblog ini sekitar 5 bulan yang lalu tentang bagaimana pikiran saya
terganggu dengan body shaming. Waktu berjalan, body shaming pun
terus ada bahkan mungkin kadang saya tanpa sadar masih melakukannya. Tapi,
tetap berusaha membentuk pikiran saya agar melihat tipe tubuh bukan sebagai
bahan penghakiman.
Sebulan
sebelumnya, saya mengambil keputusan untuk melamar sebuah posisi di Pulau Timor
setelah berefleksi dan berdiskusi dengan atasan saya yang sangat bijaksana,
orang tua serta orang terdekat lainnya. Pada proses itu, saya menemukan bahwa
saya akan meninggalkan zona nyaman saya baik dalam karir maupun pribadi. Saya
meyakini bahwa saya sangat bertumbuh diposisi pekerjaan saya saat itu bersama
atasan sangat menginspirasi saya dalam pengetahuan umum, pengetahuan mengenai
organisasi dan kepemimpinan. Teman-teman kerja sangat mendukung dan saling
menghargai walau hampir semua adalah staff dengan pengalaman kerja
bertahun-tahun sedangkan saya dengan usia paling muda baik usia hidup maupun
usia kerja. Dalam hal pribadi, setelah merantau 12 tahun yang
mana 9 tahun diantaranya saya tinggal di kost, saya akan pulang ke rumah orang
tua saya. Saya mengkhawatirkan apakah saya mampu meninggalkan kebiasaan saya
yang terbiasa tinggal sendiri dan menyesuaikan dengan aturan serta kebiasaan di
rumah orang tua saya. Pada bulan yang sama, saya diajak oleh teman saya untuk
membantunya dalam pekerjaannya. Saya sangat senang karena punya pengalaman
pekerjaan lain walau hanya beberapa minggu.
Pada bulan yang sama, saya dan salah satu teman akrab
saya melakukan road trip dari ujung barat Pulau Flores (Labuan Bajo-Manggarai
Barat) melewati Ruteng-Manggarai, Borong-Manggarai Timur dan bermalam serta
berwisata di Bajawa-Ngada. Dua hari kemudian kami melanjutkan perjalanan ke
Ende dan berakhir di Maumere-Sikka.
Dua bulan sebelum mengambil keputusan itu, saya
terlibat dalam sebuah survey besar dalam waktu sangat singkat. Saya bekerja 7
hari masing-masing lebih dari 8 jam selama kurang lebih 2 bulan. Saya sangat
lelah secara fisik maupun mental tapi saya bahagia. Saya melakukan pekerjaan
yang saya sukai dan saya semakin yakin dengan passion saya. Saya juga
senang karena teman saya (sepertinya) menemukan jodohnya melalui survey itu.
Semoga. Saya meneteskan air mata karena pekerjaan yang saya sukai dan saya
sangat marah pada enumerator hingga kepala saya terasa sangat berat. Hari ini
saya mengingat kembali proses itu dan bersyukur karena pernah mengalaminya.
Pada bulan terakhir di Tahun 2017, saya mendapat penawaran
mengenai posisi yang saya lamar itu. Saya dinyatakan lolos. Perasaan di Tahun
2015 ketika saya mendapat penawaran untuk ditempatkan di Sikka kembali muncul. In between sad and happy. Saya
berproses untuk menyelesaikan tugas-tugas saya sambil melakukan hand over.
Kemudian, saya
mengalami salah satu liburan Natal paling menyenangkan. Literally a Happy
Christmas!
Satu bulan setelahnya, teman-teman mengadakan malam
perpisahan yang sangat menyenangkan. Saya sangat menyukai acara serta kadonya.
Hampir semua teman menghadirinya. I
gave my farewell speech in tears of joy. Lalu kami makan bersama dan foto-foto. Saya lalu
kembali merasa biasa saja. Mungkin sudah terlalu sering berpindah-pindah dan
saya juga sedang belajar mengenai emotional detachment baik terhadap
barang atau orang. Besoknya, saya dan teman-teman pergi ke Flores Timur. Saya
sangat senang karena dalam 2,4 tahun, saya sudah mengunjungi semua Kota
Kabupaten di Pulau Flores dan menikmati keindahannya yang luar biasa!
Dibulan yang sama, saya mulai bekerja di Timor. Saya
bolak-balik tiga Kabupaten dan Kota Provinsi pada minggu-minggu pertama. Saya
bersyukur karena saya suka jalan-jalan dan tidak mabuk kendaraan sehingga tidak
terasa berat. Saya memiliki banyak waktu untuk melamun sambil melihat tanaman-tanaman
berlalu dari jendela mobil kantor, mobil travel atau bis umum yang saya
tumpangi. Saya senang karena setiap akhir minggu saya bisa pulang ke rumah dan
mengunjungi orang tua saya. Tinggal bersama mereka ternyata tidak serisi yang
saya bayangkan. Saya senang karena saya bisa kembali untuk mengenal dan belajar
dari daerah asal saya. Keinginan
yang pernah saya tulis pada Maret 2015 terwujud.
Hidup kembali memberikan beberapa penawaran ditahun
2018 ini. Saya kembali
berproses untuk membuat keputusan dan saya menikmatinya.
Kefa, 19 April 2018
Comments
Post a Comment