I got that finally.
I mean I got the answer.
Walau
jawabannya adalah penolakan namun setidaknya saya telah mencoba dan berusaha.
Ceritanya,
saya sangat ingin mendapat beasiswa dan kuliah di luar negeri.
Bukan
luar negeri sesama negara berkembang, tapi saya ingin merasakan bagaimana
belajar dan tinggal di negara maju.
Saya
sudah menginginkan dan membuat rencana ini semenjak awal kuliah S1.
Saya
memang suka membuat rencana, sangat suka membuat rencana, dan ini sudah menjadi
kebiasaan saya.
Selulusnya
saya dari S1, saya akan segera mendaftar beasiswa ke Aussie! Dan rencana yang
satu ini memang terwujud karena saya memang berhasil mendaftar walau telat
setahun dan aplikasi saya kirim pada H-2 deadline.
Beasiswa
ini namanya Australia Awards Scholarship
(AAS), for more info please asking
mbah google.
Singkat
cerita, saya ditolak.
Dulu
saya berpikir bahwa jika saya ditolak maka pastinya saya akan seperti lagunya
Dewa-Pupus “kau buat remuk seluruh hatikuuuu” lol
Kenapa?
Karena saya sangat menginginkannya sejak awal kuliah S1 dan saya berusaha untuk
memenuhi persyaratannya.
Karena
itu saya berdoa sejak mengirim aplikasi, jika memang saya tidak diterima tolong
jangan biarkan saya bersedih terlalu lama.
Ketika
tidak menemukan nama saya di pengumuman, saya bersedih tapi hanya beberapa
menit. Selebihnya saya penasaran ;p
Penolakan
ini menyempurnakan pengalaman penolakan saya dalam tahun ini. Semoga ini adalah
yang terakhir.
Saya
sempat berpikir untuk perlahan, mengurangi kebiasaan saya membuat rencana. Tapi
kata teman saya, yang direncanakan saja bisa gagal apalagi yang tidak
direncanakan. Ada benarnya, ada tidaknya. Karena yang tidak direncanakan bisa
saja tercapai.
Pada
akhirnya saya berserah. Apa yang memang harus terjadi dalam hidup saya,
terjadilah.
Like what Kelly Clarkson once said in
her song “what doesn’t kill you makes you stronger” ;)
Satu
yang pasti, saya sudah dijanjikan masa depan yang penuh pengharapan.
Esti
Tanaem
Yogyakarta,
11 November 2013
Comments
Post a Comment