A proof that there is no coincidence
Suatu hari ditanggal 19 Februari 2015,
seorang kakak sepupu mengirim pesan lewat bbm bahwa ada lowongan pekerjaan
World Vision Indonesia atau Wahana Visi Indonesia (WVI).
Posisinya adalah Management Trainee
(MT).
Saya pun langsung mengirim surat lamaran
beserta CV. Saya tertarik dengan pekerjaan ini karena ingin mempunyai pekerjaan
yang langsung berhubungan dengan masyarakat dan saya ingin berkontribusi pada
daerah asal saya walau belum tahu saya akan ditempatkan dimana.
Keesokan harinya, satu hari sebelum saya
pulang ke rumah setelah 10 tahun merantau, email saya dibalas oleh HR WVI untuk
mengisi beberapa form.
Untuk lebih jelas, saya membagi
tahapan-tahapan tes ini kedalam beberapa sub-judul:
Tes
Pengetahuan dan Wawancara Awal
Beberapa hari kemudian ketika saya sudah
berada di rumah, saya ditelp mengenai program MT ini. Beberapa diantaranya
adalah akan ada kelas persiapan (magang) 4 bulan selama Mei-Agustus 2015. Bulan
Mei dan Agustus di Jakarta sedangkan bulan Juni dan Juli ada praktek lapangan
ke Area Development Program (ADP)
WVI. Dijelaskan juga bahwa magang ini masih termasuk proses seleksi, jika lulus
barulah ada ikatan dinas selama 2 tahun dengan penempatan di salah satu ADP.
Selain itu, saya juga ditanya-tanya
mengenai apa yang saya ketahui mengenai WVI. Sebelumnya saya sudah membaca
web-nya sehingga bisa menjawab walau mungkin belum lengkap.
Sebenarnya saya tidak tahu kalau ini
juga merupakan proses seleksi. Ketika bertanya pada seorang kakak tingkat yang
juga berasal dari program ini, saya baru tahu kalau ini adalah tes pengetahuan
dan wawancara awal. Syukurlah, lolos tahap ini hehe.
Tes
TOEFL
Setelah lolos tahap diatas, saya ditelp
lagi beberapa hari kemudian. Saya ditanya apakah mempunyai sertifikat TOEFL dan
tahun berapa saya mengikuti tes tersebut. Oleh karena masih berlaku maka saya
tidak lagi mengikuti tes ini dan hanya mengirim sertifikat saja. FYI, skor
TOEFL yang diwajibkan untuk MT WVI minimal 450. Skor saya diatas itu sehingga
saya lolos.
Tes
Psikologi
Masih dibulan Februari, saya mendapat
kabar bahwa saya akan mengikuti psikotest pada tanggal 03 Maret 2015 pukul
08.00 WIB. Tes ini online karena saya berada di Soe-NTT. Setelah ada sedikit
kendala karena email berisi link untuk tes tersebut tidak masuk ke email, saya pun
mengikuti tes ini kurang lebih selama 4 jam. Kelebihan dari tes online yang
bisa dilakukan dirumah adalah ketika lelah, saya bisa sambil tidur-tiduran
bahkan sambil makan karena tes ini menguras cukup banyak tenaga, waktu dan
pikiran.
Menanti pengumuman tahap ini adalah yang
terlama. Satu bulan hingga akhirnya ditelp untuk melanjutkan ke tahapan
selanjutnya. Saya mengharapkan pekerjaan ini tapi tidak ingin ambisius sehingga
ketika dalam penantian, saya hanya berdoa untuk yang terbaik.
Saking kepikiran, saya mengirim email ke
HR untuk menanyakan apakah saya tidak lolos tahap ini atau memang belum ada
pengumuman. Saya mendapat balasan bahwa memang belum ada pengumuman. Ada sedikit
kelegaan.
Diakhir bulan Maret, akhirnya ada telp
untuk proses selanjutnya. Satu pelajaran lagi, PUSH! Pray Until Something Happened.
Panel
Interview
Tahap ini dilakukan pada tanggal 01
April 2015 di kantor ADP Kupang melalui skype.
Wawancara sekitar 1 jam dengan pertanyaan-pertanyaan seperti mengapa memilih
WVI, bagaimana hubungan dengan anak, juga mengenai kegiatan berorganisasi
karena saya belum pernah bekerja sebelumnya dsb. Tahap ini diawali dengan doa
oleh pewawancara dan ditutup dengan doa oleh saya. I was amazed! Pertama kalinya mengikuti proses interview yang
diawali dan diakhiri dengan doa.
Tes
Kesehatan
Keesokan harinya, saya kembali ditelp
untuk mengikuti tes kesehatan di Kupang. This
is the scariest one since I had some bad experiences on this test. All I can do
is pray and believe. Tes ini dilakukan disebuah lab di Kupang pada tanggal
04 April 2015. Sebelumnya saya puasa 10 jam. Tes ini cukup lengkap meliputi
urin, darah, jantung, fisik dan lain-lain. Tanggal 09 Maret saya dikabari bahwa
saya lolos tahap ini. I was so happy!
Kelengkapan
Dokumen
Sayapun mendapat email berisi belasan
dokumen yang harus dilengkapi. Diantaranya adalah 3 surat referensi, npwp,
beberapa form dan surat pernyataan dll. Saya pun mengirim beberapa karena
dokumen-dokumen lain membutuhkan waktu yang lama. Tanggal 15 Maret saya
mendapat kabar bahwa saya lolos untuk magang pada posisi MT WVI. Praise the Lord! Yay!
Setelah beberapa persiapan, saya pun
berangkat ke Jakarta tanggal 28 April 2015.
FYI, peserta magang diberi uang saku,
transport, dan biaya tempat tinggal selama di Jakarta dan di wilayah ADP.
Tanggal 29 April, ada jadwal untuk
penandatanganan kontak di kantor WVI di Bintaro, penandatanganan dokumen paling
penting sejauh ini. Magang dilaksanakan di kantor WVI di Wahid Hasyim Jakarta
Pusat. Perjuangan untuk sampai ke kantor Bintaro! It took 3 hours to finally get there lol. Naik Transjakarta, kopaja
dan 3 kali mikrolet. Pulangnya bareng teman-teman naik mikrolet 2 kali dan
kereta yang memakan waktu lebih singkat. Well,
ini membuktikan bahwa bersosialisasi itu dapat membuat hidup lebih mudah karena
mendapat banyak informasi. Pada saat penandatanganan kontrak, peserta diberi
info bahwa lamaran yang masuk berjumlah sekitar 1300an dan yang lolos adalah 58
orang. I am so blessed!
Tanggal 04 Mei adalah hari pertama ‘ngantor’. Wow sudah punya kantor
sekarang hehe. Diawali dengan berkenalan dengan teman-teman lalu beberapa
staff. Peserta diberitahu bahwa diawal kegiatan ada devosi pagi. Devosi ini
juga akan dilakukan setiap pagi di ADP. Devosi pertama dipimpin oleh bapak National Director, Pak Ote. Inti dari
devosi pagi itu adalah bahwa tidak ada yang kebetulan.
Berbicara mengenai tidak ada yang
kebetulan, saya sangat percaya ini.
Kenapa dulu saya gagal pada tes di
beberapa bank padahal sudah ditahap akhir?
Kenapa papa “memaksa” saya untuk
mengikuti tes di UGM yang sempat saya tolak sehingga kita perang dingin?
Kenapa saya tidak lolos beasiswa AAS
sehingga akhirnya kuliah S2 di UGM bukan di University of Melbourne yang sangat
saya idamkan sejak dulu?
Kenapa saya menulis tesis tentang garam
yang mengarahkan saya pada penelitian lapangan sehingga saya merasa bahwa
pekerjaan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat itu penting, diperlukan
dan saya menginginkan pekerjaan semacam itu?
Kenapa mama tidak bisa hadir jika saya
wisuda bulan April sehingga harus mengejar wisuda bulan Januari?
Kenapa kakak sepupu memberitahu lowongan
ini tepat ketika saya sedang mencari pekerjaan?
Jawabannya adalah karena tidak ada yang
kebetulan. Apa yang saya alami diatas, baik itu kegagalan ataupun keberhasilan
mengarahkan saya pada jalan yang sekarang sedang saya tempuh.
Ada satu hal paling menarik diantara
banyak hal menarik lainnya pada kisah magang MT WVI ini: setiap peserta magang
didoakan oleh staff! Bukan mendoakan secara keseluruhan tapi setiap staff termasuk
national director mendapat 5 nama
peserta magang untuk didoakan.
Saya sangat takjub dengan hal ini.
Masih ada banyak hal menarik yang belum
dapat saya tuliskan. Semoga ada kesempatan untuk itu.
Saat ini sudah ada pembagian posisi dan
saya mendapat Monitoring and Evaluation
Coordinator (Monev).
Mengenai tempat praktek lapangan selama
Juni dan Juli belum diumumkan.
Entah berapa lama saya akan berada pada
organisasi ini namun yang pasti saya sudah banyak belajar selama dua minggu ini
dan bahkan sejak proses melamar pun ada banyak pelajaran yang bisa saya petik.
Sudah banyak belajar, akan terus belajar
dan semoga dapat meninggalkan jejak yang baik diorganisasi ini.
Esti Tanaem
Jakarta, 17 Mei 2015
sangat inspiratif kak, tulisan-tulisan kk mengenai kegagalan membuka pikiran aku bahwa memang benar "tidak ada yang sesuatu yang kebetulan". keep writing ya kak ditunggu tulisan selanjutnya, sukses juga buat kerjaanya (y)
ReplyDeleteTerima kasih. Sukses juga buat kamu ya! :)
ReplyDeletenice sharing sis
ReplyDeleteThank you!
ReplyDeleteLuar biasa
ReplyDelete