Disuatu course yang adalah bagian dari capacity buiding bagi staf ditempat saya bekerja, ditutup dengan refleksi. Saya bersyukur bisa bekerja di International NGO yang banyak capacity building dan juga refleksi. Refleksi itu penting sekali karena ternyata banyak pembelajaran yang kadang lupa kita ambil dari semua yang sudah dilakukan. Nah, pada refleksi itu ada satu bagian dimana fasilitator meminta kami untuk menuliskan 10 orang paling penting dalam hidup. Detik pertama saya langsung menulis dengan mudah 4 orang yang paling berarti dalam hidup saya pada no urut 1 hingga 4. Who’s next? Satu menit. Dua menit. Waktu berlalu dan saya belum menemukan orang ke 5. Setelah memutar kembali beberapa kejadian menyenangkan akhirnya saya menuliskan orang ke 5 dan 6. Berpikir lagi. Saya pun mengingat kembali dua orang yang saya nyaman ketika ada mereka. Mereka berada pada urutan ke 7 dan 8. Berpikir lebih lama lagi, dan karena saya sudah terlalu lama berpikir, saya pun memutuska...
Way of thinking, precious experiences and self-reminder of the writer. The power of writing is to eternalize an experience.