Too happy to be true! Hehe
Bangkok sungguh mencuri hati saya :D (Apalagi Eropa ya. Amen)
Bisa berlibur ke Bangkok sungguh menggembirakan
apalagi pergi dengan uang tabungan sendiri
Baiklah akan saya ceritakan awal mula terjadinya
peristiwa bersejarah ini
Mengunjungi Bangkok sudah menjadi rencana saya dan
teman-teman ketika sedang menjalani magang di Bali bulan Agustus tahun 2011
Kebetulan ada saudara dari teman saya yang sudah
pernah mengunjunginya
Pada akhir Januari 2012, teman saya menghubungi saya
bahwa ada promo dari Air Asia dan harga tiket ke Bangkok adalah sekitar Rp.
750.000 PP
So
cheap, right? YES!!
Bahkan Surabaya-Kupang PP saja hampir mustahil
mendapatkan tiket seharga demikian dengan pelayanan dalam pesawat yang sama
FYI, Air Asia merupakan maskapai penerbangan dengan low-cost carrier yakni kita hanya
membayar biaya terbang saja tidak termasuk pelayanan lain dalam pesawat semisal
makan atau minum. But it’s not a big deal
for me hoho
Dulu ketika mengunjungi Singapore untuk mengikuti Harvard Project for Asia and International
Relation (HPAIR) pun saya dan teman mendapatkan harga tiket yang sama
RP.750.000 PP berangkat dari Denpasar. That’s
why I love Air Asia so much
Saya berharap suatu saat Air Asia akan membuka
penerbangan dari El Tari – Kupang yang kabarnya telah menjadi bandara
internasional kelak sehingga bisa berlibur dengan murah dan mudah
Maka menabung pun dimulai sejak bulan Februari 2012
pertama-tama untuk membayar tiket.
Saya yakin 100% bahwa mama papa tidak akan
memberikan uang cuma-cuma untuk liburan saja huhu-_-
Bulan April saya pun mulai menabung uang receh di
botol Aqua besar dan kelak saya mengumpulkan 120.000 darinya haha
Kembali ke cerita Bangkok, flight ke Bangkok adalah tanggal 11 Oktober 2012. Sebelumnya saya
dan teman berangkat dulu ke Bali tanggal 9 Oktober 2012. Kami menghabiskan
tanggal 10 Oktober 2012 dengan menikmati Kuta yang kebetulan sedang ada Kuta Carnival di pantai Kuta
Tanggal 11 pun tiba! Kami berangkat ke Ngurah Rai
International Airport jam 08.00 WITA. Flight jam 12.00 WITA
Penerbangan ke Bangkok adalah 4 jam 50 menit
demikian kata sang pramugari
Kalau dulu penerbangan ke Singapore menggunakan
pesawat Air Asia Indonesia maka kali ini menggunakan Thai Airlines. Saya sungguh menikmati bahasanya dan pramugaranya
yang lebih cocok jadi bintang film huhu. He’s
a handsome and tall guy with proportional body hoho
Welcome
to Don Mueang International Airport Bangkok :D
Sejak 1 Oktober 2012, seluruh penerbangan Air Asia
pindah ke bandara tersebut yang sebelumnya dari Suvanabhumi International Airport
Petualangan pun dimulai. The real adventure since Thai people isn’t very good in speaking
English
Dari Don Mueang tidak ada MRT (Mass Rapid Transit) ataupun Sky
Train untuk menjangkau daerah Siam, downtown,
yang ingin kami tuju
Sepemahaman saya dan setelah bertanya pada mbah
google maka saya pun tau perbedaan dari MRT dan Sky Train. Mereka sama-sama
kereta yang sangat nyaman dan bersih. Di Bangkok, MRT melayani 18 stasiun dari
Hua Lamphong di selatan (dekat China Town)
menuju Bang Sue di Utara (sumber: http://www.bangkok.com/information-travel-around/mrt.htm). MRT itu beroperasi dibawah tanah kalau Sky
Train sesuai dengan namanya diatas pilar-pilar yang tinggi bahkan hingga 2
tingkat. Wow. Sky Train di Bangkok tersedia 2 jalur saja dan belum menjangkau
seluruh Bangkok. Info selengkapnya bisa dilihat di (http://www.bts.co.th/corporate/en/01-about-history.aspx)
Setelah bertanya pada di Informasi, seorang anak
sekolah yang sepertinya sedang magang memberitahu bahwa kita dapat menjangkau
Siam dengan Bus no 29 atau taxi
Sebagai backpacker,
kami pun memilih naik bis. Setelah menunggu agak lama, bis no 29 pun datang
Bisnya tak ada beda dengan bis kota di Surabaya
tanpa AC hoho. Biayanya adalah 6 Baht.
Di sore hari, Bangkok pun macet sama dengan di
Jakarta atau Surabaya. Mobil-mobil disana rata-rata sama dengan di Indonesia
dan berdasarkan pengamatan saya, mobil sedan banyak digunakan di Bangkok
Taxi di Bangkok berwarna-warni dan ada yang warna pink demikian juga dengan bisnya. Cute!
Setelah beberapa jam, kami pun turun di Siam Square.
Kamipun lalu mencari-cari penginapan yang memakan
waktu lumayan lama karena teman saya melupakan tempat hotel dulu dia menginap
Akhirnya dengan bantuan seorang satpam dan 4 orang
muda-mudi (mereka pekerja kantoran) yang bisa sedikit berbahasa Inggris,
kamipun menemukan hotel yang walau pada akhirnya kami tidak menginap disana
karena tidak sesuai dengan kantong backpacker
hehe
Untuk menuju penginapan tadi kami dengan tenaga yang
sudah terkuras habis tak sanggup untuk berjalan kaki sehingga kamipun naik
Tuk-Tuk :D
Tuk-Tuk adalah salah satu public transportation di Bangkok (dan ada juga di Vietnam atau
Kamboja menurut Life Traveler-nya
Windy Ariestanty) yang sangat saya sukai hoho
I
really like my first full-of-music Tuk-Tuk. Lagu-lagu
dugem gitu jadi serasa naik bemo di Kupang atau Soe haha. Sungguh sungguh
menikmatinya :D
Kamipun mendapatkan sebuah penginapan sederhana namun
nyaman dengan biaya 500 Baht permalam sehingga saya dan teman saya
masing-masing 250 Baht permalam. Dengan kurs Rp.320 maka permalam masing-masing
dari kami hanya membayar Rp.80.000.
Kalau di rural
area semisal Khaosan Road yang merupakan kawasan backpacker bisa mendapatkan penginapan semacam guest house seharga 100an Baht perkamar permalam namun Sky Train
belum menjangkau daerah sana sehingga harus naik bis terlebih dahulu
Setelah istirahat sejenak dan mandi, kamipun mulai
meng-eksplor daerah Siam ;)
Dimulai dengan mencari seven-eleven (sevel) untuk top
up kartu True yang tadi kami dapatkan gratis di bandara
Didepan sevel ada penjual ayam goreng yang lezat dan
diseberangnya ada penjual buah yang segar.
Ayam goreng seharga 12 Baht dan jambu seharga 25
Baht
Di Siam ada semacam street market dengan harga yang lumayan murah. Shopping pun dimulai :D
Comments
Post a Comment