Penerbangan dari Ngurah Rai ke Changi tidak memakan
waktu terlalu lama, sekitar 2 jam dan 30 menit. Waktu Singapura sama dengan
WITA.
Begitu pesawat mendarat di Changi, saya tidak bisa
memalingkan wajah dari jendela pesawat.
Too
excited!
Akhirnya tiba saatnya untuk penumpang keluar dari
pesawat dan yay welcome to Singapore
;)
Changi Airport sangat luas, mewah dan bersih.
Singapura memang sudah terkenal kebersihannya.
Saking luasnya, kami kebingungan mencari pintu
keluar sehingga bertanya ke bagian informasi yang dijaga oleh warga Singapura
keturunan India.
Sebagai info, Singapura terdiri dari 4 bangsa yakni
China, India, Melayu dan Eropa dengan pesentase lebih banyak China.
Pendirinya pun adalah 4 pria yang berasal dari
bangsa tersebut.
Kembali lagi ke Changi, akhirnya kita mendapat info
mengenai pintu keluar untuk mencapai MRT.
Beda dengan di Bangkok, di Singapura itu semua
tempat sudah bisa dijangkau dengan MRT termasuk Sentosa Island.
MRT masih merupakan transportasi favorit saya karena
murah, mudah didapat, nyaman dan aman.
Kita pun naik MRT dari Changi untuk keluar mencari
penginapan yang sudah di googling
oleh Fay.
Setelah berputar-putar ria menarik koper dan
bertanya-tanya akhirnya kita menemukan penginapan yang murah meriah di daerah
Bugis, Sleepy’s Sam.
Ini tempatnya backpacker,
untuk info lebih lengkap silahkan kunjungi websitenya.
Kami mendapatkan kamar untuk 3 orang.
Dan ternyata ada peserta dari Eropa yang tinggal
disitu juga jadinya ada kenalan J
Setelah beristirahat, kamipun mencari makan siang
dan makanan pertama saya di Singapura adalah Nasi Lemak hehe.
Semacam nasi uduk, murah dan mengenyangkan J
Saya menemukan sebotol Aqua ukuran tanggung di sevel eleven seharga SGD 2 atau sekitar
IDR 12.000 ;)
Setelah itu kami mulai jalan-jalan mengitari
Singapura naik MRT
Tujuan kami adalah ke the famous Orchard Road ;)
Disana jalan-jalan sebentar dan membeli ice cream (semacam ice bread) yang dijual dijalan yang katanya terkenal juga.
Setelah itu naik bisa yang tidak kalah bersihnya
menuju Marina Bay yang dari situ kita
bisa melihat Marina Bay Sands (Hotel,
Casino, etc) yang atasnya berbentuk kapal itu.
Entah kapan bisa menginap disana haha. Amin.
Setelah puas foto-foto, kamipun pulang dan
mempersiapkan diri untuk acara pre-conference
besoknya.
Ketika jalan-jalan itu, saya disms papa dan entah
mengapa saya merasa sangat merindukan mereka
Waktu di Bangkok pun saya sangat merindunkan mereka
dan mata berkaca-kaca ketika menelepon mereka.
That’s
why one of my goals when I already get my own salary is going abroad with them
O:)
Di Singapura itu banyak juga orang India yang bukan
warga Singapura yang bekerja sebagai tukang bangunan. Mereka sering saya ditemui
di bis.
Masalah kebersihan, jangan ditanya. Bersih sekali!
Singapura sudah terkenal sebagi fine city,
melanggar sedikit langsung didenda cukup besar dan warganya sangat taat.
Mungkin karena warganya sedikit, rata-rata
berpendidikan dan negaranya kecil sekali sehingga mudah diatur.
Suatu kali pergi ke seven eleven dan melihat rokok yang dijual. Diseluruh bungkus rokok
itu terdapat gambar penyakit-penyakit yang akan diderita jika merokok.
Di MRT Station,
semuanya dibawah tanah dengan eskalator yang tinggi sekali. Saya sungguh
terkagum-kagum melihatnya dan tentu saja berfoto hehe.
Eskalator di MRT Station
itu sungguh cepat, apalagi station-station
tertentu yang selalu ramai. Jadi tidak ada waktu untuk melamun karena semua
dikejar waktu.
Saya suka mengamati tingkah laku warga Singapura
ketika menunggu MRT. Terlihat sangat menghargai waktu.
Jarang terlihat tempat sampah di MRT Station tapi tidak ada sampah
berserakan! Ini patut ditiru.
Dijalanan pun jarang terlihat kendaraan. Hal ini
karena pajak kendaraan yang sangat tinggi sehingga hanya orang yang benar-benar
mampu yang bisa memiliki kendaraan.
Warga Singapura menggunakan transportasi umum yang hanya
berhenti ditempat-tempat tertentu. Jika bukan dihalte, bis tidak akan berhenti.
Taxi juga tidak parkir sembarangan, untuk menggunakan layanan taxi dapat
menghubungi lewat telpon.
Karena berhenti ditempat tertentu, pengguna perlu
berjalan kaki untuk mencapai tempat tujuan. Katanya seorang teman, pemerintah
Singapura mengkampanyekan jalan kaki ini untuk hidup sehat.
Walau jarang ada kendaraan dijalanan tapi untuk
menyebang harus mengikuti lampu lalu lintas dan semua penyebrang tetap taat
walau tidak ada mobil dijalanan tapi menunggu lampu hijau untuk penyeberang.
Dan tidak ada polisi lalu lintas atau tukang parkir
dijalanan karena parkir pun tidak sembarangan hahaha.
Untuk berbelanja oleh-oleh bisa di Bugis Street yang dekat dengan
penginapan kami dan juga di China Town.
Jajanan di China
Town enak-enak dan barangnya murah dan bagus.
Ini cerita ala mahasiswa backpacker, beda kalau artis yang ke Singapura pasti belanjanya di
Louis Vuitton dan kawanannya ;) hehe
Sayangnya, kami tidak mengunjungi Universal Studio karena masalah waktu.
Jika ada kesempatan lagi, saya akan mengunjunginya.
Inilah sisi baik dari Singapura.
Ada berita-berita mengenai moral warganya tapi saya
rasa itu tidak untuk ditiru, jadi tirulah yang baik-baik saja.
[Continued to part III]
Comments
Post a Comment