Devosi pagi adalah aktivitas pertama
disetiap hari kerja di WVI.
Saya banyak belajar juga mendapat
kekuatan baru.
Dua hari terakhir ini devosi yang sangat
menguatkan dan sangat sesuai dengan apa yang sedang saya alami.
Oleh karena saya tidak percaya pada
kebetulan maka devosi-devosi ini tentu ada maksud.
Pertama, devosi yang diambil dari Matius
7:7-11 mengenai Hal Pengabulan Doa.
Ada satu quote dari seorang staf senior “Terkadang kita membutuhkan waktu untuk
melihat batu itu sebagai roti.”
Maksudnya, secara sederhana, adalah
terkadang kita tidak langsung menyadari dan menerima apa yang Tuhan biarkan
terjadi pada kehidupan kita. Padahal, apapun yang Tuhan ijinkan itu adalah yang
terbaik yang kita butuhkan. Kita masih sering bertanya kenapa ini terjadi,
kenapa saya dan sebagainya padahal ada hal baik dibalik semua itu. Untuk menyadarinya,
kita kadang (dalam kasus saya, sering) membutuhkan waktu untuk akhirnya
menyadari kalau itu adalah yang terbaik.
Kedua, mengenai Yusuf yang mampu
mengampuni saudara-saudaranya yang mana mereka telah berbuat jahat kepada
saudara mereka sendiri. Dikecewakan, dikhianati, dan disakiti adalah hal yang biasa
terjadi dalam kehidupan manusia sebagai makluk sosial bahkan dilakukan oleh orang
terdekat. Yang luar biasa adalah ketika mampu untuk mengampuni. Belajar dari
Yusuf, tidak hanya mengampuni namun berdamai dengan diri sendiri dan kembali
menjalin hubungan baik dengan saudara-saudaranya bahkan membantu mereka. Ini sikap
yang luar biasa menurut saya karena mengampuni saja tidak mudah apalagi
berdamai dengan diri sendiri dan kembali menjalin hubungan baik.
Mengenai kedua hal ini, bagi saya masih
dalam proses belajar dan membiasakan diri.
Mengutip Mahatma Gandhi: “The weak can never forgive. Forgiveness is
the attribute of the strong.”
Esti Tanaem
Ternate, 16 Juli 2015
Comments
Post a Comment