Skip to main content

Managed Floating Plan

Hello! Tulisan pertama ditahun 2015.

Tahun 2014, yang penuh dengan sukaduka, ditutup dengan mengerjakan tesis beserta revisi hingga ‘berdarah-darah’. Sampai-sampai harus rela untuk merayakan Natal sendiri ditanah rantau. Benar-benar sendiri. Jika Natal tahun 2013 memang saya yang menginginkan untuk Natal ditanah rantau dan setidaknya masih ada beberapa teman yang juga tidak pulang kampung.

Tahun 2015 diawali dengan dipanggilpulangnya Ma Tua terkasih. Ma Tua adalah Mama dari Papa saya. Sedikit cerita tentang Ma Tua, nenek saya ini melahirkan 10 orang anak dan semuanya menjadi orang dengan  kehidupan yang layak. Banyak yang bertanya-tanya apa rahasia kesuksesan itu padahal dulu makanpun sangat susah apalagi sekolah. Lalu akhirnya kita menemukan jawaban: takut akan Tuhan. Ma Tua sudah melayani Tuhan sejak masa mudanya dengan membentuk paduan suara dan bahkan menciptakan lagu. Salah satu lagu ciptaannya dinyanyikan anak, menantu, cucu, cece dan saudara dekat lainnya pada saat pemakaman beliau. Hingga masa tuanya, diumur 90an tahun, Ma Tua masih berdoa sebelum dan sesudah makan serta masih rajin membaca Alkitab ditengah kelemahan tubuhnya. Ma Tua - yang suka makan semangka, yang roti kesukaannya adalah roti tawar, yang kalau berkunjung ke Surabaya selalu meyiapkan banyak sekali makanan hingga meja makan penuh dengan berbagai pilihan dan kita bingung mau makan apa, yang gen-nya sangat kuat sehingga 70% keturunannya mirip beliau (berkulit gelap dan berambut keriting. FYI, Bapa Tua berkulit putih dan berambut lurus), yang pengetahuannya akan keadaan sekitar dapat bersaing dengan mbah Google padahal menghabiskan banyak waktu ditempat tidur – sudah mengajarkan hal yang sangat berharga untuk dilakukan agar selalu tangguh untuk menghadapi kehidupan yang tidak ringan ini yaitu takut akan Tuhan. I will always remember this, my dear Grandma.

 Selalu ada suka walau ditengah duka. Tanggal 22 Januari 2015, saya diwisuda menjadi seorang Master of Arts. Saya masih belum jera menulis tesis dan masih ingin sekolah lagi entah untuk second master atau PhD. Namun, sudah cukup beasiswa dari Parents Foundation, kali ini akan mencari beasiswa keluar negeri seperti rencana dulu. Kuliah dan tinggal diluar negeri masih menjadi keinginan yang sangat kuat terutama di Eropa. Untuk donatur tanpa syarat TOEFL dll dari Parents Foundation, Mama dan Papa, I can’t thank you enough. Your happiness is my first priority.

Hidup sedang memasuki fase pertanyaan ‘Kerja dimana? Lamar kemana saja? Mau kerja dimana?’ setelah fase “Kapan lulus? Bagaimana dengan tesis?” terlewati. Rasa-rasanya saya ingin membuat FAQ dan membagikannya kesetiap orang yang bertemu dengan saya. Berbicara mengenai fase ini, saya sudah mengalaminya ketika lulus S1 dulu. Namun ada perbedaan. Dulu saya terlalu ambisius, membuat rencana dengan apik, melamar segala macam lowongan, dan belum ingin pulang ke kampung halaman. Sekarang saya cenderung santai. Tidak terlalu ambisius, saya membuat rencana namun bukan fixed plan seperti dulu. Rencana yang saya buat managed floating seperti exchange rate kita dalam artian mengambang tapi teratur (terjemahan bebas menurut saya). Under control go-with-the-flow. Semoga tidak bingung. Pekerjaan yang saya inginkan tidak lagi ‘apa saja’ tapi (jika dapat) sesuai dengan pembukaan UUD 1945: memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan/atau ikut melaksanakan ketertiban dunia. Saya juga ingin bekerja di Kupang (jika dapat) karena ingin membangun tanah kelahiran tanpa meninggalkan kehubunganinternasionalan yang adalah jurusan S1 dan S2 saya. Berdasarkan hal-hal ini, ada beberapa pekerjaan yang ideal namun sekali lagi ini managed floating plan bukan fixed plan.

So, what to do next?
Let’s see! ;)

Esti Tanaem
Yogyakarta, 05 Februari 2015

Comments

  1. Suka tulisan ini ka ..
    Keren abiss ,
    smoga bermanfaat untuk ktong smua
    Sukses buat kaa..
    Tuhan mmberktii ;)

    ReplyDelete
  2. aku kutip ya yg pekerjaan sesuai pembukaan UUD '45 nyaaaa.....

    ReplyDelete

Post a Comment