Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2015

Cross the Sea to Hiri Island

Salah satu tugas selama magang dalam dua bulan terakhir ini adalah live in . Live in bertujuan untuk lebih mengenal masyarakat serta belajar dari mereka. Saya mendapat wilayah dampingan yang terletak di Pulau Hiri. Sejujurnya, saya belum pernah mendengar Pulau Hiri sebelumnya. Pulau ini berjarak tempuh sekitar 20 menit dengan menggunakan perahu kayu atau speed boat . Biayanya Rp. 5.000 untuk perahu kayu dan Rp. 10.000 untuk speed boat . I was so excited to go there! Perjalanan dimulai dengan menumpang perahu kayu setelah menunggu beberapa saat. Saat itu cukup bergelombang sehingga perahu sangat miring dan menjadi sejajar dengan air laut yang sangat biru dihari itu. Berasa naik kora-kora atau galleon dikehidupan nyata haha. Saya sedikit berdebar-debar walau menggunakan pelampung. Pada hari itu yang menggunakan pelampung hanya saya dengan seorang teman. Masyarakat belum menganggap pelampung itu perlu bahkan mereka menganggap laut dihari itu bukan (ber)gelombang tapi

Batu, Roti dan Yusuf

Devosi pagi adalah aktivitas pertama disetiap hari kerja di WVI. Saya banyak belajar juga mendapat kekuatan baru. Dua hari terakhir ini devosi yang sangat menguatkan dan sangat sesuai dengan apa yang sedang saya alami. Oleh karena saya tidak percaya pada kebetulan maka devosi-devosi ini tentu ada maksud. Pertama, devosi yang diambil dari Matius 7:7-11 mengenai Hal Pengabulan Doa. Ada satu quote dari seorang staf senior “Terkadang kita membutuhkan waktu untuk melihat batu itu sebagai roti.” Maksudnya, secara sederhana, adalah terkadang kita tidak langsung menyadari dan menerima apa yang Tuhan biarkan terjadi pada kehidupan kita. Padahal, apapun yang Tuhan ijinkan itu adalah yang terbaik yang kita butuhkan. Kita masih sering bertanya kenapa ini terjadi, kenapa saya dan sebagainya padahal ada hal baik dibalik semua itu. Untuk menyadarinya, kita kadang (dalam kasus saya, sering) membutuhkan waktu untuk akhirnya menyadari kalau itu adalah yang terbaik. Kedua, mengenai Yusuf

The 20 Minutes Flight to Ternate

Setelah sebulan, saya bersama keempat teman lainnya meninggalkan Buli-Halmahera Timur menuju Ternate. Ternate dulu merupakan ibu kota Provinsi Maluku Utara yang kini telah berganti ke Sofifi. Penerbangan dari Bandara Buli ke Bandara Sultan Babullah Ternate memakan waktu sekitar 20 menit. Ini merupakan penerbangan yang paling menyeramkan dalam sejarah perjalanan udara yang pernah saya alami. Pesawat yang kami tumpangi merupakan pesawat kecil yang beberapa kali bermanuver dan ini cukup menegangkan. Beberapa kali pesawat mengalami turbulensi. Saat akan mendarat, angin sangat kencang. Menurut informasi, cuaca di Ternate memang sering demikian. Pada waktu itu, pesawat tiba-tiba terhempas (karena angin yang sangat kencang tersebut). Para penumpang berteriak seketika. Saat itu saya teringat cerita seorang staf senior yang pernah terbang dengan sebuah pesawat yang dikemudikan oleh seorang pilot yang sesaat sebelum terbang, masih sempat latihan (terbang). Beliau kemudian

An Hour Walking to Tanjung Buli Beach

Ternyata tidak semua pantai di Halmahera Timur berpasir hitam. Pantai Tanjung Buli salah satu diantaranya. Untuk sampai kesana, bisa menggunakan perahu atau jalan kaki menyusuri pantai. Kami memilih untuk jalan kaki dengan waktu tempuh kurang lebih sejam karena air laut pasang. Perjalanan tidak melelahkan karena view yang sangat bagus dan sedikit menantang karena menyeberang air laut yang pasang dengan tinggi selutut orang dewasa. Kami berangkat dari Desa Buli Asal bersama dengan beberapa pemuda-pemudi dari desa itu. Hujan rintik-rintik ketika kami dalam perjalanan kesana A cloudy day On the way to Tanjung Buli. Ini laut yang sedang surut. Feels like Im jumping on the sea. Ada mata air yang sangat segar dalam perjalanan dihari itu. Tiba disana kami langsung foto-foto tentu saja sama seperti dalam perjalanan tadi. Laut sedang tenang sekali saat itu. Seperti bukan laut tapi sungai. Sama sekali tidak ada ombak. Jika kami tidak bersuara, hanya ada ki

Enam Belas Hari di Halmahera Timur

Hari ini memasuki hari ke 16 di Buli bersamaan dengan puasa hari pertama. Buli merupakan ibu kota Kecamatan Maba, Kabupaten Halmahera Timur yang terletak di Provinsi Maluku Utara. Kabupaten Halmahera Timur baru berusia 12 tahun. Kondisi saya baik sejauh ini, masih bisa bertahan dengan segala keterbatasan. Tidak hanya keterbatasan, banyak juga hal-hal menarik yang saya temui. Pada umumnya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Halmahera Timur masih minim. Padahal daerah ini kaya akan sumber daya alam. Daerah ini adalah daerah tambang yang sempat ramai sebelum UU Minerba yang melarang mengekspor produk mentah. Oleh karena smelter belum dibangun maka beberapa perusahaan tambang tutup. Ini berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar baik. Listrik hanya menyala dari jam 18.00-07.00 WIT bahkan selama satu minggu terakhir ini listrik padam 24 jam. Baru saja menyala tadi malam. Warga yang mampu membeli genset dapat menggunakan listrik dimalam hari namun kebanyakan warga tidak mamp

Jangan Lupa Bahagia

Kisah-kisah dalam Alkitab merupakan kisah yang konsisten walau ditulis oleh orang yang berbeda-beda pada masa yang berbeda pula. Kebiasaan membaca mahakarya ini sudah saya biasakan sejak SD namun belum secara teratur. Sejak beberapa waktu yang lalu ketika saya masih kuliah strata 1 sekitar satu atau dua tahun yang lalu (tulisan ini akan saya update setelah menemukan catatan kapan saya memulai), saya berkeinginan untuk membaca Alkitab secara teratur mulai dari Kejadian sampai dengan Wahyu. Ada beberapa kejadian menarik dalam proses ini. Saya cenderung tidak memahami kitab-kitab sebelum Mazmur namun saya tetap berusaha untuk membaca. Disitu ada quote-quote manarik salah satunya “Didalam tinggal tenang terletak kekuatanku” yang saya baca beberapa hari sebelum ujian skripsi. Ketika membaca kitab Ayub, ada beberapa hal berat yang saat itu terjadi secara bersamaan. Kisah Ayub sangat menguatkan saya menghadapi itu semua. Ayub pun menjadi salah satu tokoh favorit saya yang kisah hi

Trip to East Halmahera

Thank You, God and WVI for making this real Setelah sebulan mengikuti magang di Jakarta, tibalah saatnya untuk MT WVI Batch 16 menjalankan kredo “pergi ke mereka” melalui praktek lapangan. Saya bersama keempat teman lainnya mendapat wilayah ADP Halmahera Timur dan Ternate. Perjalanan ini dimulai dari tanggal 02 Juni 2015 tengah malam. Oleh karena pesawat yang kami tumpangi terbang jam 05.00 maka kami memutuskan untuk begadang di bandara Soetta. A cup of coffee keeps me awake as usual. Sekitar jam 05.00 WIB lebih ditanggal 03 Juni 2015 kami terbang ke Manado setelah berlari-lari menuju pesawat karena sudah boarding kami masih antri check in sehingga hampir terlambat. Perjalanan ke Manado dari Jakarta ditempuh dalam waktu 3 jam. Perbedaan waktu antara Manado dan Jakarta adalah sejam sehingga kami mendarat di sana sekitar pukul 09.00 Wita. Manado menyambut dengan cuaca yang sangat cerah. Langit sangat biru. Taken in Sam Ratulangi Airport, Manado. Kembali