Skip to main content

Menempatkan Diri

Masa mid-year reporting hampir selesai.
Sambil menunggu feedback dari para specialist, saya ingin berbagi sesuatu disini.
Berbagi melalui tulisan yang sudah sangat jarang saya lakukan.
Hidup seperti biasa menyenangkan. Sekarang semakin menyenangkan.
Akan saya ceritakan melalui tulisan yang berbeda.
Selama bekerja, saya menulis 2 Semi-Annual Report dan 2 Annual Report.
Menulis report-terutama Annual Report- ini berasa menulis skripsi. Ada revisi dan sebagainya.
Awalnya sangat berat. Setelah saya pahami ritme-nya, jadi sangat menyenangkan.
Seperti bermain game, setelah memecahkan sebuah soal, ada soal lain yang harus dipecahkan lagi. Hadiahnya kepuasan karena menulis report yang, menurut saya, memuaskan karena dapat mengakomodir semua review dengan data yang lengkap. Walau masih banyak yang perlu dilengkapi dan terus menerus belajar untuk meningkatkan kualitas.

Saya menempatkan diri pada dua posisi yang berbeda dalam masa reporting ini.
Posisi saya di organisasi dan posisi saya sebagai sponsor.
Sebagai seorang yang bertanggungjawab dalam reporting, saya harus menulis dengan berkualitas, dengan data yang akurat dan menggambarkan transformasi yang terjadi di masyarakat khususnya anak. Bagaimana saya menampilkan cerita baik melalui intervensi organisasi namun juga tidak lupa untuk menyertakan pembelajaran yang didapat dari tantangan yang dihadapi.
Sebagai sponsor, saya tidak mau mendapatkan report yang tidak berkualitas sehingga balik lagi ke posisi saya di organisasi, saya harus menghasilkan laporan yang berkualitas.

Selain mengerjakan tugas pokok saya, saya juga menjadi fasilitator untuk beberapa kegiatan bersama masyarakat.
Saya menjadi fasiliator karena saya sudah pernah mendapat pelatihan sehingga menjadi tugas saya untuk memfasilitasi pelatihan yang sama dimasyarakat.
Pelatihan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK) misalnya.
Beberapa kali memfasilitasi kader posyandu untuk cakap dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak sangat menyenangkan.
Latar belakang pendidikan saya yang bukan kesehatan membuat ini menjadi semakin menarik.
Tentu saya akan meminta bantuan Tenaga Kesehatan untuk menjelaskan hal-hal yang sekiranya belum saya pahami.
Bagaimana agar kader posyandu memahami dengan baik dan benar sesuai dengan teori adalah tantangan tersendiri.  
Atau memfasilitasi pelatihan mPosyandu untuk kader posyandu. Saya menyukai dan familiar dengan perkembangan teknologi sehingga menggunakan smartphone bukan hal yang sulit bagi saya. Tugas saya bagaimana membuat agar smartphone ini memudahkan kader posyandu bukan sebaliknya menjadi beban bagi mereka.
Kegiatan lainnya semisal memfasilitasi Forum Anak Desa untuk melakukan evaluasi mempunyai keunikan tersendiri.
Bagaimana agar anak mampu memberikan penilaian terhadap Forum Anak mereka, memberikan masukan dan tidak bosan dalam kegiatan yang cukup lama itu.
Di waktu lain, ketika saya harus menyampaikan sesuai kepada teman-teman di kantor, juga punya tantangan tersendiri.

Berhadapan dengan kader posyandu, anak-anak, teman-teman staf, pemerintah desa, dan kelompok lainnya membutuhkan pendekatan yang berbeda.
Jika dikerucutkan lagi, berhadapan dengan setiap individu yang jelas tidak sama satu lain, tidak bisa disamakan.
Memahami karakter orang lain itu penting. Saya tidak ingin tidak mempedulikan ini.
Kehadiran saya sedapat mungkin tidak menimbulkan ketidaknyaman.
Relasi adalah seberapa besar saya mempercayakan kehadiran saya kepada orang lain.
Belum sempurna tapi bukankah setiap hari kita mendapat kesempatan untuk belajar dan bertumbuh?


Esti Tanaem
Maumere, 11 April 2017

Comments