Skip to main content

Pencapaian Tertinggi

Pada suatu wawancara kerja disebuah INGO, saya ditanya mengenai pencapaian tertinggi saat ini.
Saya menjawab tanpa banyak berpikir: bisa menyelesaikan S2 dalam waktu singkat (1 tahun dan 3 bulan) dan tulisan saya dimuat di dua koran lokal.
Jawaban itu saya utarakan dengan sedikit rasa tidak percaya diri karena mungkin pewawancara akan berpikir 'halah, itu saja disebut pencapaian'.
Tapi pada kenyataannya, itulah pencapaian tertinggi saya saat ini.
Mengenai opini saya yang dimuat di koran, keduanya tentang garam karena saya menulis tesis tentang komoditas penting satu ini.
Opini yang pertama dimuat di Harian Bernas Jogja, sebuah koran lokal di Yogyakarta, dengan judul Peningkatan Daya Saing: Solusi Masalah Impor Garam Indonesia. Opini ini dimuat pada dua edisi yakni tanggal 27 dan 28 November 2014. Saya menganggapnya sebagai hadiah ulang tahun kedua dari saya untuk saya. Hadiah yang pertama adalah di-acc-nya tesis saya untuk diujiankan.
Opini kedua dengan judul Garam NTT tidak lagi Tawar dimuat di Harian Victory News, sebuah koran lokal di NTT, pada tanggal 23 Februari 2015.
Beberapa hari setelah tulisan kedua dimuat, saya mengikuti sebuah workshop blogging di Mataram - NTB. Disana, peserta diberi pengetahuan baru mengenai dunia tulis menulis beserta tips-tips yang bermanfaat.
Sejak dari sana, keinginan saya untuk terus menulis semakin kuat.
I think universe is guiding me to always write.
Akan tetapi, masih ada hambatan yang saya alami saat ini yaitu mengenai fokus.
Jurusan saya dibangku kuliah, Ilmu Hubungan Internasional, dikenal dengan sebutan ilmu sawah karena mempelajari banyak hal namun tidak mendalam.
Oleh karena itu, saya akan menggunakan pekerjaan saya kelak sebagai fokus.
Pekerjaan apa itu? Saya pun belum tahu.


Esti Tanaem
Kupang, 04 April 2015

Comments