Skip to main content

The Three Colors Lake: Kelimutu

Kelimutu Lake
Berbicara mengenai Flores, saya selalu memikirkan dua tempat ini: Danau Kelimutu dan Pulau Komodo.
Saya bertekad untuk harus mengunjungi keduanya.
Ternyata saya ditempatkan di kota yang hanya berjarak 2 jam dari Danau Kelimutu.
Ketika ada kesempatan, saya pun mengunjunginya.
Ada beberapa pilihan transportasi untuk bisa sampai ke sana yaitu menggunakan kendaraan umum atau menyewa mobil. Bisa juga dengan sepeda motor.
Waktu itu ditanggal 22 November 2015, ada mitra dari NGO tempat saya bekerja sedang melakukan evaluasi sekaligus ingin mengunjungi Danau Kelimutu sehingga saya menemaninya karena saya juga belum pernah dan ingin kesana.
Kami berangkat sekitar jam 07.00 karena tidak berencana untuk melihat sunrise disana.
Perjalanan dari Maumere sekitar tiga jam. Lebih dekat kalau dari Ende yaitu sekitar 1 jam. Kelimutu terletak di Kabupaten Ende.
Kami menyewa mobil dengan harga Rp. 800.000.
FYI, di dekat Kelimutu ada tempat bernama Moni yang banyak hotel serta penginapan. Daerahnya sejuk sehingga cocok untuk refreshing.
Kami tiba sekitar pukul 10.00. Tiket masuk ke Kelimutu sangat murah, Rp. 10.000 saja. Saya sempat kaget karena tidak mahal untuk menikmati keajaiban alam ini.
Kami sarapan mie instant rebus yang dijual disana sebelum naik ke Kelimutu.
30 menit kemudian kami selesai dan langsung naik sebelum tertutup kabut.
Saya mempersiapkan diri dengan membawa jaket dan menggunakan beberapa lapis pakaian serta syal karena saya berpikir pasti akan sangat dingin disana. Ternyata saya salah. Udara di Kelimutu sangat sejuk apalagi ketika matahari sudah cukup tinggi.
Kami berjalan kaki sambil mendengar bunyi daun pinus ditiup angin. Sangat menyenangkan.
Danau ini terbagi dua letaknya. Pertama ada dua danau dan satu danau terletak terpisah.
Tempat ini dipercaya sebagai tempat yang mistis sebagaimana tertulis pada sebuah prasasti disana: “Natural changes, eternal believes. Mystical place since the old days.”
Ketiga danau ini memiliki nama yaitu Tiwu Ata Mbupu, Tiwu Nuwa Muri Koo Fay, dan Tiwu Ata Polo.
Masyarakat setempat percaya bahwa danau ini ditinggali oleh roh orang yang sudah meninggal. Danau pertama oleh roh orang tua yang sudah meninggal, danau kedua oleh jiwa muda-mudi dan danau ketiga oleh orang jahat
Warna ketiganya berganti-ganti. Ketika saya kesana, semua warna hijau namun berbeda-beda. Menurut cerita, pernah berwarna merah dan hitam.
Menurut sains, perubahan ini karena ada mineral dalam danau yang bisa beubah-ubah sesuai kondisi geologis.
Jika ingin mendalami sejarah danau ini, bisa googling atau bertanya pada tokoh masyarakat setempat.
Yang pasti, Danau Kelimutu sangat indah!
Saya menikmatinya mulai dari udara yang sejuk, bunyi daun pinus, bau hutan pinus, suara burung disepanjang jalan, monyet yang bergelantungan di pohon dan tentunya keajaiban dari danau tiga warna itu sendiri.
Yay, another bucket-list-achievement!


Esti Tanaem
Maumere, 20 Mei 2016

Comments