Skip to main content

Little Schildkröte

Adalah seekor kura-kura mungil yang dijual dekat gerbang kampus yang merupakan akses masuk dan keluar setiap harinya.
Sudah sejak lama keinginan untuk memelihara hewan ini ada.
Setelah bertanya-tanya, kura-kura mungil itupun akhirnya terbeli.
Waktu itu sekitar tahun 2008, tahun dimana semester pertama sang pemilik sedang berlangsung.
Tidak ada tanggal dan bulan waktu pembelian yang tercatat atau diingat.
Kura-kura itu dibawa pulang dengan perasaan sangat riang gembira.
Sang pemilik menamainya Little sesuai dengan ukurannya.
Little, seperti hewan peliharaan lainnya, ada untuk menemani segala aktivitas tuannya dan mengibur mereka dengan tingkahnya.
Bangun tidur, lihat Little. Pergi ke kampus, pulang kampus dan kemanapun, lihat Little sebelum berangkat dan sebelum masuk kamar karena rumah Little dekat pintu.
Waktu tidur mendengar Little bergerak diantara batu-batu hiasan di tempat tinggalnya.
Memberi makan. Mengganti air. Membeli hiasan-hiasan untuk rumahnya hingga Little terlampau besar lalu memanjatnya dan jatuh keluar rumah. Untung tidak kabur. But Little won’t ever do it.
Sang pemilik mengunggah fotonya ke situs jejaring sosial dan Little dijadikan bahan bercanda oleh teman-temannya.
“Salibkan Little”
“Jadikan Little sup kura-kura”
Sang pemilik ketawa bahagia menanggapinya.
Berbagi kebahagiaan itu salah satu perasaan terbaik didunia ini.
Hari-hari dijalani seperti biasa layaknya kebanyakan orang. Sang pemilik mengikuti sebuah les Bahasa Jerman. Muncullah ide untuk mmeberi Little nama belakangnya. Schildkröte adalah kura-kura dalam bahasa Jerman. Little Schildkröte. Itu nama lengkapnya.
Sering pulang kampung dalam waktu yang lama membuat Little pernah dititipkan ke beberapa orang. Perantau adalah salah satu indentitas sang pemilik. Mungkin Little juga perantau. Tapi tidak ada yang tahu dari perairan mana dia berasal hingga akhirnya dijual.
Suatu hari, sang pemilik bermimpi dikerubungi oleh kura-kura berukuran besar. Itu adalah mimpi buruk baginya. Setelahnya, sang pemilik berharap Little tidak pernah besar. Sang pemilik tidak pernah mengganti rumahnya agar Little tetap kecil. Semoga itu tidak jahat.
Hingga suatu saat dibulan Desember tahun 2012 sang pemilik pulang dalam waktu yang cukup lama. Little dititipkan pada temannya.
Katanya paginya masih dikasih makan.
Siangnya dibulan Januari 2013 ketika sang pemilik tiba di kamar kost, Little telah mengambang dan tak berdaya.
Air yang tidak pernah diganti selama beberapa minggu menjadi hijau dan kental.
Itu mungkin menjijikan tapi rasa sedih mengalahkannya.
Dua bulan sebelum Little meninggal, sang pemilik dinyatakan lulus kuliah.
Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir sang pemilik, sang perantau itu, menghabiskan waktu di Malang dalam periode perantauan kali ini.
Pasti akan berkunjung lagi ke Malang walau tidak tahu kapan dan untuk apa.
Tapi satu yang pasti, tinggal atau bahkan berkunjung ke kamar ini - tempat tinggal bersama sang pemilik dan Little - tidak bisa terulang lagi.
Little sudah tiada.
Sang pemilik tidak lama lagi di kota ini dan di kamar ini.
Itu alasannya.
Saya sedih. Saya, sang pemilik dan sang perantau itu, sedih.
Sedih itu manusiawi. Dengan bersedih, manusia belajar menghargai arti kebahagiaan.
Dengan kepergian Little, berakhirnya perantauan di Malang ini, perpisahan dengan kamar ini, mengajarkan suatu bentuk penghargaan atas kebersamaan.
Terima kasih Little sudah menemani sejak tahun pertama di Malang ini hingga tahunnya yang terakhir.
Semoga berisitirahat dengan tenang di surga para kura-kura.

P.S Maaf membuatmu tetap kecil. Maaf tidak mencarikanmu pasangan hidup. Jika dapat, temukanlah malaikat kura-kura yang cantik jelita, jatuhilah dia dengan cinta dan menikahlah.

Comments