Skip to main content

Road to Yogyakarta: Borobudur Trip (Part II)

Hari Minggu tanggal 07, kami berpetualang ke Borobudur. Dulu waktu SMA sudah pernah tapi ingin pergi lagi dan sekalian menemani Vini yang baru pertama mengunjungi candi megah nan mengagumkan itu.
Kami berangkat pukul 06.00, sarapan, lalu naik Trans Jogja. Untuk pergi ke Borobudur menggunakan bis melalui terminal Jombor. Dari Malioboro ke Jombor tidak terlalu jauh tapi karena ada pengalihan jalan maka kami berganti-ganti jalur Trans Jogja sehingga untuk sampai ke Jombor membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Padahal seharusnya 30 menit sudah sampai. Tapi tidak apa-apa, hitung-hitung keliling Jogja dengan tariff Rp. 3000 saja.
Perjalanan dari Jombor ke Borobudur sekitar 1,5 jam dengan tariff bis Rp. 15.000. Bis ini mirip dengan bis jalur Soe-Kupang hehe.
Setibanya diterminal (yang saya lupa namanya) lalu naik becak motor. Waktu akan turun dari bis, para tukang andong dan tukang becak sudah berebut penumpang. Akhirnya saya memilih untuk naik becak motornya seorang bapak berumur sekitar 50an tahun. Kata beliau tarifnya Rp. 10.000. Beliau berlari, ya, berlari untuk mengambil becaknya karena becak tidak boleh masuk terminal. Saya sedikit terharu. Mencari nafkah itu tidak gampang.
Jarak terminal ke Borobudur lumayan jauh untuk berjalan kaki disamping kami tidak tau jalan. Kalau naik becak motor sekitar 5 menit dan menyeramkan haha. Saya lebih memilih naik becak yang dikayuh :p
Tiket masuk ke candi Borobudur seharga Rp. 30.000 bagi wisatawan domestik. Karena cuaca sangat panas maka kami menyewa payung seharga Rp. 5000, kalau sewa setelah masuk seharga Rp. 3000.
Sekarang kalau ke Borobudur disediakan kain batik untuk dipakai, bagi wanita diikat disebelah kiri dan bagi pria diikat disebelah kanan. Kain batik ini gratis dan katanya sebagai tradisi. Dulu tidak disediakan kain batik tapi saya lebih suka yang sekarang yang diharuskan memakai batik. Jadinya lebih Indonesia, lebih khas, lebih eksotis.
Saya dan Vini mengelilingi tiap tingkatan, tentu saja berfoto-foto, dan mengagumi candi ini. Jaman sekarang dengan kecanggihan teknologi, arsitek-arsitek yang mampu merancang bermacam-macam bangunan, dan pemahat-pemahat berbakat tapi tidak ada yang mampu membuat bangunan yang dapat menyaingi kemegahan dan keeksotisan candi Borobudur.
Hal yang disayangkan adalah stupa yang kepalanya dicuri dan ada yang meludah di candi! Saya merasa jengkel dan prihatin dengan orang-orang semacam itu.
Setelah puas berkeliling dan mengagumi, kamipun turun. Hebatnya, mereka mengatur agar jalan keluar melewati sentra oleh-oleh jadi pedagang bisa memperoleh masukan.
Kuncinya jika berbelanja di Borobudur atau Malioboro adalah menawar tentunya jangan keterlaluan tawarannya.
Kamipun makan siang lalu kembali ke terminal naik becak motor lagi dan menunggu bis. Karena macet, bis terlambat datang. Kami menunggu sekitar 1 jam.
Setibanya di Jombor, naik Trans Jogja untuk kembali ke jalan Malioboro. Tips berlibur disuatu tempat asing adalah jangan malu dan takut untuk bertanya seperti kata pepatah malu bertanya sesat dijalan.
Sampai di Malioboro, masih foto-foto (lagi) papan jalan malioboro hehe. Setiap hari tanpa menelusuri Malioboro.
Hari senin tanggal 08 adalah hari terakhir. Kami memutuskan naik travel agar bisa diantar sampai depan tempat tinggal. Check out penginapan jam 12.00 sedangkan travel menjemput jam 20.00. Akhirnya kami dengan seluruh barang bawaan keluar dan nongkrong dibeberapa tempat yang saya sebut dengan lomba duduk terlama.
Setelah “terlunta-lunta” selama kurang lebih 8,5 jam, akhirnya dijemput travel jam 20.30. Saya tidak memakai travel anjuran teman-teman saya, saya hanya melihat dijalan bahwa mobil travel ini dari luar cukup nyaman dan dengan mobil semacam minibus lalu saya memesannya. Dan benar, travel Dieng ini nyaman dan sopirnya baik.
Keliling Jogja lagi untuk menjemput penumpang lain lalu berangkat, istirahat makan di Caruban jam 02.00, lalu tiba di Malang dengan selamat.
Terima kasih Jogja buat 5 hari yang menyenangkan dan penuh petualangan.
I am wondering, what my status will be when I visit Jogja next time. Surprise me, life!


[The End]

Comments